Senin, 12 Desember 2011

Kisah Laki-Laki dan Keledai

Ini kisah sejak zaman dahulu kala. Suatu ketika seorang laki-laki beserta anaknya membawa seekor keledai kepasar.

* Ditengah jalan, beberapa orang melihat mereka dan tertawa, “Lihatlah orang-orang dungu itu. Mengapa mereka tidak naik keatas keledai itu?”

## Laki-laki itu mendengar perkataan tersebut. Ia lalu meminta anaknya naik ke atas keledai.

* Seorang perempuan tua melihat mereka, “Sudah terbalik dunia ini, sungguh anak tidak tau diri!! Ia tenang-tenang diatas keledai, sedangkan ayahnya yang tua dibiarkan berjalan.”

## Kali ini si-anak turun dari punggung keledai dan ayahnya yang naik.

* Beberapa saat kemudian, mereka berpapasan dengan seorang gadis muda, “Mengapa kalian berdua tidak menaiki keledai itu bersama-sama?”

## Mereka menuruti nasehat gadis muda itu. ..

* Tidak lama kemudian sekelompok orang lewat. “Binatang malang…., ia menanggung beban dua orang gemuk tak berguna. Kadang-kadang orang bisa sangat kejam!”

## Sampai disini, ayah dan anak itu sudah muak. Mereka memutuskan untuk memanggul keledai itu.

** Melihat kejadian itu ,orang-orang tertawa terbahak-bahak, “Lihat manusia keledai memanggul keledai!” sorak mereka.


 MAKNA YANG DI AMBIL :
*** Jika Anda berusaha menyenangkan semua orang, maka Anda tak akan dapat menyenangkan siapapun.

*** Jika Anda berusaha mendengarkan komentar semua orang, bisa jadi Anda tak akan menjadi apapun dan siapapun.

*** Maka jadilah diri sendiri, melangkah dengan pasti… Berbekal Cinta, Ilmu dan Iman… dengan Cinta hidup menjadi indah… dengan Ilmu hidup menjadi mudah, dan dengan Iman hidup kian terarah.

Selasa, 06 Desember 2011

Dibalik Gitar Butut


“ngamen itu menyenangkan”, ujar seorang pengamen cilik kepadaku, sabtu malam di sebuah pinggiran kota jakarta. Baru kali ini aku merasakan berinteraksi aktif dengan salah satu “musisi pinggiran” jakarta tersebut.
  abu abdillah, siswa kelas 2 sekolah menengah kejuruan swasta di jakarta itu tetap melanjutkan sekolah dari sekian banyak pengamen lain yang mengambil jalan drop out. Alasan klasik ketika kebanyakan pengamen ditanya mengapa mengambil profesi sebagai pengamen adalah mencari keuntungan rupiah semata. Akan tetapi alasan ia tidak hanya itu, melainkan juga mengasah bakat yang terpendam .

“kenapa sih kamu gak ambil profesi sebagai loper koran atau semir sepatu saja seperti kebanyakan bocah-bocah yang lain, kan lebih besar penghasilannya?” 
“gak kak, soalnya jadi pengamen karena aku punya keahlian main gitar“ ujarnya meyakinkan sambil sesekali menunjukkan gitar butut miliknya sembari tersenyum lebar.

anak sulung dari dua bersaudara ini terbilang pengamen yang langka. Di saat kemiskinan menjadi bomerang bagi hidupnya, ia masih bisa berprestasi. Siswa jurusan otomotif ini mendapat peringkat 5 besar di kelasnya. Amazing. Membagi waktu antara mengamen dengan pendidikan tidaklah mudah. Ia harus berkutat mencari seribu alasan agar malam hari ia bisa keluar untuk mengamen.

ayah nya yang sehari-hari bekerja sebagai pengantar galon tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarganya secara maksimal. Belum lagi ibunya yang hanya sementara ditugaskan menjadi penjaga anak orang, terbilang sangat minim pendapatannya. Sehingga naluri sebagai anak sulung harus ia gulirkan. Pagi membantu ibunya, siang sekolah, dan malam harinya mengamen tanpa sepengetahuan ke dua orang tuanya. Rupiah demi rupiah ia kumpulkan untuk sekedar ongkos dan makan.
 
jadi seorang pengamen tidak menyurutkan langkahnya untuk terus mencari beasiswa pendidikan. Kini proses beasiswa itu sedang diseleksi. Pemerintah seharusnya bertindak aktif dalam menyikapi hal ini. Bahwasanya kesejahteraan rakyat lagi-lagi menjadi prioritas utama bagi pemerintah, termasuk musisi jalanan metropolitan alias pengamen berhak mendapat perlindungan seperti pangan, papan, tindak asusila dan pelecehan seksual.
  
bahkan saya juga menyenggol soal pergaulan bebas, seperti merokok, narkoba, miras yang pada dasarnya menjadi pemandangan habit kelas “ekonomi”, namun abu berujar dengan ekspresi muka dan nada bicara yang bijak, “insya allah kak, do’akan semoga aku gak terjerumus kesitu supaya aku terus berprestasi sambil bawa gitar ini!

Kisah Anak-Anak Gagak Dan Sebuah Sumur




Tahun ini, musim kemarau sangat panjang. Tumbuhan mulai mengering, sungai-sungai kehilangan aliran airnya, mata air kering dan air sumur menyusut. Beberapa binatang bahkan mati akibat suhu panas dan haus. Semua hewan dan tumbuhan selalu berdoa atas hujan yang hadir dan memberi kehidupan pada mereka. Keadaan yang tidak menguntungkan ini membuat seorang ibu gagak mengajak anak-anaknya yang berjumlah 8 orang untuk migrasi ke daerah yang lebih sejuk dan memiliki persediaan air yang cukup. Setelah melalui perdebatan panjang, akhirnya mereka berangkat ke daerah lain bersama-sama. Rasa lelah dan haus menerpa keluarga gagak ini, akhirnya mereka beristirahat di sebuah rumah petani yang sudah ditinggalkan penghuninya. Mereka semua sangat kehausan. Hal ini menimbulkan pertengkaran akibat emosi, ditambah lagi terpaan matahari yang panas. Bahkan ibu gagak tidak bisa mendiamkan mereka. Gagak paling kecil menghindari keributan saudara-saudaranya, dia bersedih karena pertengkaran itu. Akhirnya dia terbang mengitari rumah dan mencari siapa tahu ada persediaan air yang tersisa. Si gagak kecil akhirnya berhasil menemukan sebuah kendi di belakang rumah petani. Kendi itu berisi sedikit sekali air di dasarnya. Si kecil memanggil ibu dan saudara-saudaranya. Rasanya percuma bila ada kendi berisi air yang sangat sedikit. Mereka tidak bisa mencapai dasar kendi, pada gagak perlu tempat berpijak saat minum, jika tidak, mereka bisa tercebur ke air dan mati. Tidak ada satupun yang berani masuk ke dalam kendi untuk minum. Si gagak kecil tidak kehabisan akal, dia melihat tumpukan kerikil di luar rumah petani. Akhirnya dia terbang dan memasukkan kerikil itu ke dalam kendi. Saudara-saudaranya yang lain tidak tahu apa yang sedang dilakukan si gagak kecil dengan memasukkan kerikil ke dalam kendi. Akhirnya sang ibu gagak mengerti, anak bungsunya memasukkan kerikil agar air yang ada di dasar kendi naik ke permukaan, sehingga mereka semua bisa minum dengan berpijak pada bibir kendi. Sang ibu meminta agar semua anaknya membantu si bungsu memasukkan kerikil. Dengan kesabaran dan kerjasama, akhirnya air di dasar kendi naik ke permukaan. Mereka semua bergantian meminum air itu tanpa khawatir tercebur ke dalam air. Semua gagak memuji ide sang gagak kecil. Dan akhirnya, setelah melegakan tenggorokan, keluarga gagak itu terbang dan sampai di daerah yang lebih subur dan banyak hujan. Anda bisa belajar bahwa masalah tidak akan selesai dengan bertengkar. Yang bisa Anda lakukan adalah berpikir dalam ketenangan bagaimana menyelesaikan masalah itu. Kesabaran dan kerjasama juga menjadi kunci penting akan sebuah keberhasilan. Keep fight, Ladies!

Kamis, 01 Desember 2011

Pribadi yang Kuat

 
Ketika kerjamu ... tidak dihargai,
maka saat itu ... kau sedang belajar tentang
Κ E Τ U L U S A N
Ketika usahamu dinilai ... tidak penting,
maka saat itu kau sedang belajar tentang:
Κ E I Κ Н L A S A N

Ketika hatimu ... terluka sangat dalam,
maka saat itu kau sedang belajar tentang:
М E М A A F Κ A N
Ketika kau harus "Lelah & kecewa",
maka saat itu kau sedang belajar tentang:
Κ E S U N G G U Н A N

Ketika kau merasa ... "sepi & sendiri"
maka saat itu kau sedang belajar tentang:
Κ E Τ A N G G U Н A N
Ketika kau harus ... "membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu kau
tanggung", maka saat itu kau sedang belajar tentang:
KEMURAH-HATIAN

Tetap semangat..
Tetap sabar..
Tetap tersenyum..
Terus belajar..
Karena kau sedang menimba ilmu di Sekolah ...
K E H I D U P A N
Engkau berada di tempatmu yang sekarang,
bukan karena
K E B E T U L A N

Orang yang hebat tidak díhasilkan melalui
kemudahan, kesenangan, ketenangan...
Mereka díbentuk melalui
Kesukaran, Tantangan dan, Airmata...

Ketika engkau mengalami sesuatu yang sangat berat dan merasa dítinggalkan
sendiri dalam hidup ini ...
"Angkatlah Tangan dan Kepalamu ke atas ......
Tataplah masa depanmu.."
Ketahuilah...
Engkau sedang dipersiapkan untuk menjadi....
Orang yang Luar Biasa....