Senin, 12 Desember 2011

Kisah Laki-Laki dan Keledai

Ini kisah sejak zaman dahulu kala. Suatu ketika seorang laki-laki beserta anaknya membawa seekor keledai kepasar.

* Ditengah jalan, beberapa orang melihat mereka dan tertawa, “Lihatlah orang-orang dungu itu. Mengapa mereka tidak naik keatas keledai itu?”

## Laki-laki itu mendengar perkataan tersebut. Ia lalu meminta anaknya naik ke atas keledai.

* Seorang perempuan tua melihat mereka, “Sudah terbalik dunia ini, sungguh anak tidak tau diri!! Ia tenang-tenang diatas keledai, sedangkan ayahnya yang tua dibiarkan berjalan.”

## Kali ini si-anak turun dari punggung keledai dan ayahnya yang naik.

* Beberapa saat kemudian, mereka berpapasan dengan seorang gadis muda, “Mengapa kalian berdua tidak menaiki keledai itu bersama-sama?”

## Mereka menuruti nasehat gadis muda itu. ..

* Tidak lama kemudian sekelompok orang lewat. “Binatang malang…., ia menanggung beban dua orang gemuk tak berguna. Kadang-kadang orang bisa sangat kejam!”

## Sampai disini, ayah dan anak itu sudah muak. Mereka memutuskan untuk memanggul keledai itu.

** Melihat kejadian itu ,orang-orang tertawa terbahak-bahak, “Lihat manusia keledai memanggul keledai!” sorak mereka.


 MAKNA YANG DI AMBIL :
*** Jika Anda berusaha menyenangkan semua orang, maka Anda tak akan dapat menyenangkan siapapun.

*** Jika Anda berusaha mendengarkan komentar semua orang, bisa jadi Anda tak akan menjadi apapun dan siapapun.

*** Maka jadilah diri sendiri, melangkah dengan pasti… Berbekal Cinta, Ilmu dan Iman… dengan Cinta hidup menjadi indah… dengan Ilmu hidup menjadi mudah, dan dengan Iman hidup kian terarah.

Selasa, 06 Desember 2011

Dibalik Gitar Butut


“ngamen itu menyenangkan”, ujar seorang pengamen cilik kepadaku, sabtu malam di sebuah pinggiran kota jakarta. Baru kali ini aku merasakan berinteraksi aktif dengan salah satu “musisi pinggiran” jakarta tersebut.
  abu abdillah, siswa kelas 2 sekolah menengah kejuruan swasta di jakarta itu tetap melanjutkan sekolah dari sekian banyak pengamen lain yang mengambil jalan drop out. Alasan klasik ketika kebanyakan pengamen ditanya mengapa mengambil profesi sebagai pengamen adalah mencari keuntungan rupiah semata. Akan tetapi alasan ia tidak hanya itu, melainkan juga mengasah bakat yang terpendam .

“kenapa sih kamu gak ambil profesi sebagai loper koran atau semir sepatu saja seperti kebanyakan bocah-bocah yang lain, kan lebih besar penghasilannya?” 
“gak kak, soalnya jadi pengamen karena aku punya keahlian main gitar“ ujarnya meyakinkan sambil sesekali menunjukkan gitar butut miliknya sembari tersenyum lebar.

anak sulung dari dua bersaudara ini terbilang pengamen yang langka. Di saat kemiskinan menjadi bomerang bagi hidupnya, ia masih bisa berprestasi. Siswa jurusan otomotif ini mendapat peringkat 5 besar di kelasnya. Amazing. Membagi waktu antara mengamen dengan pendidikan tidaklah mudah. Ia harus berkutat mencari seribu alasan agar malam hari ia bisa keluar untuk mengamen.

ayah nya yang sehari-hari bekerja sebagai pengantar galon tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarganya secara maksimal. Belum lagi ibunya yang hanya sementara ditugaskan menjadi penjaga anak orang, terbilang sangat minim pendapatannya. Sehingga naluri sebagai anak sulung harus ia gulirkan. Pagi membantu ibunya, siang sekolah, dan malam harinya mengamen tanpa sepengetahuan ke dua orang tuanya. Rupiah demi rupiah ia kumpulkan untuk sekedar ongkos dan makan.
 
jadi seorang pengamen tidak menyurutkan langkahnya untuk terus mencari beasiswa pendidikan. Kini proses beasiswa itu sedang diseleksi. Pemerintah seharusnya bertindak aktif dalam menyikapi hal ini. Bahwasanya kesejahteraan rakyat lagi-lagi menjadi prioritas utama bagi pemerintah, termasuk musisi jalanan metropolitan alias pengamen berhak mendapat perlindungan seperti pangan, papan, tindak asusila dan pelecehan seksual.
  
bahkan saya juga menyenggol soal pergaulan bebas, seperti merokok, narkoba, miras yang pada dasarnya menjadi pemandangan habit kelas “ekonomi”, namun abu berujar dengan ekspresi muka dan nada bicara yang bijak, “insya allah kak, do’akan semoga aku gak terjerumus kesitu supaya aku terus berprestasi sambil bawa gitar ini!

Kisah Anak-Anak Gagak Dan Sebuah Sumur




Tahun ini, musim kemarau sangat panjang. Tumbuhan mulai mengering, sungai-sungai kehilangan aliran airnya, mata air kering dan air sumur menyusut. Beberapa binatang bahkan mati akibat suhu panas dan haus. Semua hewan dan tumbuhan selalu berdoa atas hujan yang hadir dan memberi kehidupan pada mereka. Keadaan yang tidak menguntungkan ini membuat seorang ibu gagak mengajak anak-anaknya yang berjumlah 8 orang untuk migrasi ke daerah yang lebih sejuk dan memiliki persediaan air yang cukup. Setelah melalui perdebatan panjang, akhirnya mereka berangkat ke daerah lain bersama-sama. Rasa lelah dan haus menerpa keluarga gagak ini, akhirnya mereka beristirahat di sebuah rumah petani yang sudah ditinggalkan penghuninya. Mereka semua sangat kehausan. Hal ini menimbulkan pertengkaran akibat emosi, ditambah lagi terpaan matahari yang panas. Bahkan ibu gagak tidak bisa mendiamkan mereka. Gagak paling kecil menghindari keributan saudara-saudaranya, dia bersedih karena pertengkaran itu. Akhirnya dia terbang mengitari rumah dan mencari siapa tahu ada persediaan air yang tersisa. Si gagak kecil akhirnya berhasil menemukan sebuah kendi di belakang rumah petani. Kendi itu berisi sedikit sekali air di dasarnya. Si kecil memanggil ibu dan saudara-saudaranya. Rasanya percuma bila ada kendi berisi air yang sangat sedikit. Mereka tidak bisa mencapai dasar kendi, pada gagak perlu tempat berpijak saat minum, jika tidak, mereka bisa tercebur ke air dan mati. Tidak ada satupun yang berani masuk ke dalam kendi untuk minum. Si gagak kecil tidak kehabisan akal, dia melihat tumpukan kerikil di luar rumah petani. Akhirnya dia terbang dan memasukkan kerikil itu ke dalam kendi. Saudara-saudaranya yang lain tidak tahu apa yang sedang dilakukan si gagak kecil dengan memasukkan kerikil ke dalam kendi. Akhirnya sang ibu gagak mengerti, anak bungsunya memasukkan kerikil agar air yang ada di dasar kendi naik ke permukaan, sehingga mereka semua bisa minum dengan berpijak pada bibir kendi. Sang ibu meminta agar semua anaknya membantu si bungsu memasukkan kerikil. Dengan kesabaran dan kerjasama, akhirnya air di dasar kendi naik ke permukaan. Mereka semua bergantian meminum air itu tanpa khawatir tercebur ke dalam air. Semua gagak memuji ide sang gagak kecil. Dan akhirnya, setelah melegakan tenggorokan, keluarga gagak itu terbang dan sampai di daerah yang lebih subur dan banyak hujan. Anda bisa belajar bahwa masalah tidak akan selesai dengan bertengkar. Yang bisa Anda lakukan adalah berpikir dalam ketenangan bagaimana menyelesaikan masalah itu. Kesabaran dan kerjasama juga menjadi kunci penting akan sebuah keberhasilan. Keep fight, Ladies!

Kamis, 01 Desember 2011

Pribadi yang Kuat

 
Ketika kerjamu ... tidak dihargai,
maka saat itu ... kau sedang belajar tentang
Κ E Τ U L U S A N
Ketika usahamu dinilai ... tidak penting,
maka saat itu kau sedang belajar tentang:
Κ E I Κ Н L A S A N

Ketika hatimu ... terluka sangat dalam,
maka saat itu kau sedang belajar tentang:
М E М A A F Κ A N
Ketika kau harus "Lelah & kecewa",
maka saat itu kau sedang belajar tentang:
Κ E S U N G G U Н A N

Ketika kau merasa ... "sepi & sendiri"
maka saat itu kau sedang belajar tentang:
Κ E Τ A N G G U Н A N
Ketika kau harus ... "membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu kau
tanggung", maka saat itu kau sedang belajar tentang:
KEMURAH-HATIAN

Tetap semangat..
Tetap sabar..
Tetap tersenyum..
Terus belajar..
Karena kau sedang menimba ilmu di Sekolah ...
K E H I D U P A N
Engkau berada di tempatmu yang sekarang,
bukan karena
K E B E T U L A N

Orang yang hebat tidak díhasilkan melalui
kemudahan, kesenangan, ketenangan...
Mereka díbentuk melalui
Kesukaran, Tantangan dan, Airmata...

Ketika engkau mengalami sesuatu yang sangat berat dan merasa dítinggalkan
sendiri dalam hidup ini ...
"Angkatlah Tangan dan Kepalamu ke atas ......
Tataplah masa depanmu.."
Ketahuilah...
Engkau sedang dipersiapkan untuk menjadi....
Orang yang Luar Biasa....

Rabu, 30 November 2011

LUNAS


Seorang anak laki-laki mendatangi ibunya di dapur pada suatu sore ketika ibunya sedang menyiapkan makan,
dan anak itu menyerahkan selembar kertas yang telah ia tulis.
Setelah ibunya mengeringkan tangannya, ia membaca secarik kertas tersebut, di dalamnya tertulis :
- Untuk memotong rumput : Rp. 5.000
- Untuk membersihkan kamar saya pada minggu ini : Rp. 1.000
- Untuk pergi ke toko karena engkau suruh : Rp. 5.000
- Mengasuh adik ketika engkau sedang berbelanja : Rp.25.000
- Untuk membuang sampah : Rp. 1.000
- Untuk mengambilkan kartu laporan : Rp. 5.000
- Untuk membersihkan dan merapikan halaman : Rp. 2.000
- Jumlah: Rp. 44.000


Baiklah, ibunya menatap anaknya yang berdiri di dekatnya,
dan anak itu dapat melihat kenangan yang terlintas dalam pikirannya.
Lalu ibunya mengambil pena, membalik kertas tersebut, kemudian menuliskan sesuatu di kertas tersebut,
dan inilah yang ditulis ibu tersebut :
- Untuk sembilan bulan aku membawamu ketika engkau berada dalma kandungan : Gratis
- Untuk setiap malam aku merawatmu, mengantarmu ke dokter, dan mendoakanmu : Gratis
- Untuk keadaan-keadaan sulit dan air mata yang disebabkan oleh perbuatanmu dalam beberapa tahun ini : Gratis
- Untuk menjagamu setiap malam agar engkau tidak menghadapi ketakutan dan kesulitan : Gratis
- Untuk mainan, makanan, bahkan membersihkan hidungmu : Gratis
- Jika engkau mau menambahkan, biaya kasih sayangku kepadamu : Gratis

Ketika membaca apa yang laki-laki itu tulis oleh ibunya, air matanya pun menetes, dan ia langsung berkata,"Ibu, sungguh aku mencintaimu."
Kemudian anak laki-laki itu mengambil pena dan menulis dengan huruf-huruf yang besar : "DIBAYAR LUNAS".

Yang pertama: Hari kemarin.
Anda tak bisa mengubah apa pun yang telah terjadi.
Anda tak bisa menarik perkataan yang telah terucapkan.
Anda tak mungkin lagi menghapus kesalahan dan mengulangi kegembiraan yang anda rasakan kemarin.
Biarkan hari kemarin lewat & lepaskan saja.

Yang kedua: hari esok.
Hingga mentari esok hari terbit,
Anda tak tahu apa yang akan terjadi.
Anda tak bisa melakukan apa-apa esok hari.
Anda tak mungkin sedih atau ceria di esok hari.
Esok hari belum tiba; biarkan saja.

Yang tersisa kini hanyalah hari ini.
Pintu masa lalu telah tertutup,
Pintu masa depan pun belum tiba.
Pusatkan saja diri anda untuk hari ini.
Anda dapat mengerjakan lebih banyak hal hari ini bila anda mampu memaafkan hari kemarin dan melepaskan ketakutan akan esok hari.
Hiduplah hari ini. Karena, masa lalu dan masa depan hanyalah permainan pikiran yang rumit.
Hiduplah apa adanya. Karena yang ada hanyalah hari ini, hari ini yang abadi. Perlakukan setiap orang dengan kebaikan hati dan rasa hormat, meski mereka berlaku buruk pada anda.
Cintailah seseorang sepenuh hati hari ini, karena mungkin besok cerita sudah berganti. Ingatlah bahwa anda menunjukkan penghargaan pada orang lain bukan karena siapa mereka, tetapi karena siapakah diri anda sendiri

Jadi, jangan biarkan masa lalu mengekangmu atau masa depan membuatmu bingung, lakukan yang terbaik HARI INI dan lakukan sekarang juga.

Kisah 3 Orang Kakek

Di sebuah desa, tinggallah seorang keluarga yang harmonis, keluarga itu terdiri dari ayah-ibu- dan seorang anak.
Pada suatu hari, ketika sang ayah pergi bekerja dan anak pergi ke sekolah, ada 3 kakek lusuh yang mendatangi rumah keluarga tersebut.
Si ibu sangat bingung, ada apa gerangan tiga orang kakek ini medatangi rumahnya, “apakah mereka pengemis yang butuh makanan” pikir si ibu.
Ibu itu lalu mengajak ketiga kakek itu untuk makan dalam rumahnya, namun salah seoang dari kakek tersebut menjawab: “apakah suamimu ada di rumah?”, “tidak, suamiku sedang bekerja” jawab ibu itu, “baiklah, kami akan menunggu suamimu datang, barulah kami akan masuk”.

Ibu itu pun merasa bingung, namun ia menuruti keinginan kakek-kakek itu. Disaat suaminya pulang, ibu itu menceritakan tentang ketiga kakek itu. Si suami juga merasa bingung, tetapi kemudian ia meminta agar si ibu mengundang ketiga kakek itu untuk masuk dan makan dalam rumah mereka.

Ibu itu pun menuruti apa yang suaminya katakan. Ketika ibu itu keluar dan mengundang ketiga kakek itu untuk masuk dalam rumahnya, salah seorang kakek itu berkata: ” Pilihlah salah seorang diantara kami untuk masuk dalam rumahmu, karena kami tidak dapat masuk bersama-sama, kau hanya dapat memilih satu diantara kami, aku bernama Cinta, yang lainya bernama Kekayaan dan Kesuksesan”. Dengan penuh kebingungan, ibu itu pun masuk ke dalam dan kembali menceritakan apa yang kakek itu katakan pada nya. Suami ibu itu berkata ” mintalah Kekayaan yang masuk, karena aku ingin rumah ini penuh dengan kekayaan”, ” Bukankah lebih baik Kesuksesan yang kita undang masuk? tentulah jika kita sukses kita akan kaya raya” jawab si ibu.

Ternyata anak mereka mendengar ayah-ibunya sedang berdiskusi, lalu ia menjawab: “lebih baik Cinta yang kita undang masuk, bukankah akan sangat menyenangkan jika rumah ini dipenuhi dengan Cinta?”

Karena ayah-ibu ini sangat menyayangi anaknya, akhirnya mereka pun menuruti keinginan anaknya. Ibu itu kembali keluar rumah, lalu ia berkata “diantara kalian, siapakah yang bernama Cinta? Malam ini Cinta akan makan dalam rumah kami”. Ketiga kakek itu pun masuk dalam rumah bersama-sama, si ibu merasa heran dan berkata: “bukankah yang ku undang hanya si Cinta? mengapa kalian bertiga ikut?” Lalu salah seorang kakek itu menjawab:” ketahuilah, Kekayaan dan Kesuksesan adalah buta, hanya Cinta lah yang dapat melihat, Cinta lah yang menuntun kami berjalan dan menemukan arah yang baik, jika kau mengundang Cinta masuk dalam rumahmu, Kekayaan dan Kesuksesan pun akan turut masuk dalam rumahmu”.

Selasa, 29 November 2011

Kisah Syukur Petani dan Pengendara Mercy

Seorang petani dan istrinya bergandengan tangan menyusuri jalan sepulang dari sawah sambil diguyur air hujan.Tiba-tiba lewat sebuah motor didepan mereka. Berkatalah petani kepada istrinya,”Lihat Bu,betapa bahagianya suami istri yang naik motor itu meski mereka kehujanan,tapi mereka bisa cepat sampai dirumah tidak seperti kita yg harus lelah berjalan untuk sampai kerumah.”

Sementara itu pengendara motor dan istrinya yg sedang berboncengan dibawah derasnya air hujan melihat sebuah mobil pick up lewat didepan mereka. Pengendara motor itu berkata kepada istrinya,”Lihat Bu, betapa bahagianya orang yg naik mobil itu, mereka tidak perlu kehujanan seperti kita.”

Didalam mobil pick up yg dikendarai sepasang suami istri terjadi perbincangan ketika sebuah sedan Mercy lewat,”Lihatlah Bu, betapa bahagia orang yg naik mobil bagus itu, pasti nyaman dikendarai tdk spt mobil kita yg sering mogok.”

Pengendara mobil Mercy itu seorang pria kaya, dan ketika dia melihat sepasang suami istri yg berjalan bergandengan tangan dibawah guyuran air hujan, pria kaya itu berkata dlm hati,”Betapa bahagianya suami istri itu,mereka dgn mesranya berjalan bergandengan tangan sambil menyusuri indahnya jalan di pedesaan ini, sementara aku & istriku tdk pernah punya waktu utk berduaan karena kesibukan masing-masing.


Hikmah : Kebahagiaan takkan pernah kita miliki jika kita hanya melihat kebahagiaan milik orang lain, dan selalu membandingkan hidup kita dengan hidup org lain

Pesan : Bersyukurlah senantiasa atas hidup kita, supaya kita mengerti dimana kebahagiaan itu berada.

Kisah Seorang Bayi Dengan Tuhan

Suatu ketika, di khayangan, seorang bayi akan diturunkan untuk dilahirkan ke bumi.

Sebelum diturunkan ke bumi, sang bayi pun bertanya kepada tuhan, "Tuhan, di surga ini begitu banyak nyanyian dan hiburan yang membuat bahagia. Apakah di bumi juga ada nyanyian dan hiburan seperti di surga?" Lalu tuhan pun menjawab, "Tenang saja, di bumi aku sudah menitipkanmu pada seorang malaikat yang kelak akan menyanyikan lagu-lagu untukmu dan menghiburmu."

Lalu bayi itu pun bertanya lagi, "tuhan, di surga apabila kita lapar dan haus, kita tidak perlu sulit untuk mendapatkan makanan. Apakah di bumi kita juga akan mendapat makanan dan minuman seperti di surga?" Lalu tuhan pun menjawab, Tenang saja, di bumi malaikatmu kelak akan memberimu makan dan minum yang cukup, bahkan ia rela tidak makan asal kau bisa makan cukup.

Lalu bayi itu pun bertanya lagi, "tuhan, kudengar di bumi itu panas tidak seperti di surga yang dingin." Lalu tuhan pun menjawab, "Tenang saja, malaikatmu kelak akan menjagamu dari panasnya matahari." Lalu bayi itu pun bertanya lagi, kudengar di bumi banyak orang jahat, apakah aku akan aman jika aku turun ke bumi nanti?" Lalu tuhan pun menjawab, "Tenang saja, malaikatmu itu akan melindungimu dari semua orang jahat. Di detik-detik sebelum bayi itu turun ke bumi, bayi itu pun bertanya, aku harus memanggil malaikatmu itu apa?" Lalu tuhan pun menjawab, "kamu dapat memanggilnya dengan sebutan "IBU" ".

Pesan : Ibu maupun ayah, adalah orang yang paling berjasa dalam hidup kita dan orang pertama yang akan datang saat kita sulit. Mereka rela tidak makan asalakan kita bisa cukup makan. Namun, pernahkah sesekali kita berpikir tentang mereka? Menyesal kemudian tiada guna. Selama orang tua kita masih hidup, sayangilah mereka, dan berbaktilah kepada mereka. Karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi besok dan kapan orang tua kita atau bisa saja kita menghembuskan nafas yang terakhir.

Kata Mutiara :
Ada 2 hal yang tidak bisa ditunda dalam hidup ini,
1. Berbuat baik kepada siapa pun.
2. Berbakti kepada orang tua.

Jumat, 25 November 2011

Bagaimana kau bisa menang......?

Joko dan Edi sama-sama diterima di sebuah perusahaan sebagai Salesman.
Mereka berdua bekerja dengan keras.
Satu tahun kemudian, pimpinan mempromosikan Edi menjadi Sales Supervisor
sedangkan Joko tetap sebagai Salesman.

Suatu hari, Joko tidak tahan lagi dan mengajukan pengunduran dirinya kepada Pimpinan.
Alasannya, perusahaan ini tidak memperhatikan orang yang bekerja keras,
hanya orang yang pandai menjilat saja yang dipromosikan.
Pimpinan tahu bahwa Joko pekerja keras, tetapi untuk menyadarkan Joko apakah beda dia dengan Edi,
maka dia memberikan satu tugas kepada Joko.
Dia meminta Joko untuk menemukan seorang pedagang semangka di pasar dekat kantor.

Saat Joko kembali, Pimpinan bertanya: "Sudah kamu temukan?"
"Sudah Pak" jawab Joko. "Berapa harga semangkanya?" tanya atasannya.
Joko pun kemudian pergi ke pasar lagi untuk menanyakan harga semangka lalu
kembali menghadap dan berkata: "Rp. 1000/kg Pak"
Pimpinan berkata kepada Joko bahwa sekarang dia akan
memberi perintah yang sama kepada Edi.

Edi ke pasar & setelah kembali, melaporkan kepada Pimpinan:
"Di pasar hanya ada 1 pedagang semangka, harga semangka Rp. 1000/kg,
kalau beli 100 kg hanya Rp. 800/kg.
Dia mempunyai stok 324 biji, yang 32 dipajang di counternya.
Semangka didatangkan dari Indramayu 2 hari yang lalu, warnanya hijau segar dan
isinya merah jingga, kualitasnya bagus"

Joko sangat terkesan dengan laporan Edi dan memutuskan untuk tidak jadi
mengundurkan diri tetapi akan belajar lebih banyak dari Edi.


Pesan yang disampaikan:
Bekerja lebih keras saja tidak cukup.
Seorang yang lebih sukses meneliti lebih banyak.
Berpikir lebih banyak dan mengerti lebih mendalam.
Untuk alasan yang sama seorang yang lebih sukses melihat beberapa tahun ke depan
sedangkan kita hanya melihat esok hari saja.

Bekas Luka Di Pagar

Ada seorang anak laki-laki dengan watak yang sangat buruk...
Suatu hari ayahnya memberi dia sekantung penuh paku dan menyuruhnya memaku satu batang paku di pagar pekarangan setiap kali dia kehilangan kesabaran ataupun berselisih paham dengan orang lain.

Hari pertama dia memaku sebanyak 27 batang paku di pagar (yang menandakan dia telah kehilangan kesabaran ataupun berselisih paham dengan orang lain sebanyak 27 kali)
Pada minggu berikutnya dia belajar untuk menahan diri dan jumlah paku yang dipakainya berkurang hari demi hari...
Dia sadar bahwa ternyata lebih mudah menahan diri daripada memaku di pagar.

Akhirnya tiba hari ketika dia tidak perlu lagi memaku sebatang paku pun...
Dia menyampaikan hal tersebut dengan sangat gembira kepada ayahnya.
Lalu ayahnya menyuruhnya mencabut sebatang paku dari pagar setiap kali dia berhasil menahan diri ataupun bersabar.

Hari demi hari berlalu...
Akhirnya tiba hari dimana dia bisa menyampaikan kepada ayahnya bahwa semua paku sudah tercabut dari pagar...
Sang ayah membawa anaknya ke pagar dan berkata...

"Anakku...
Engkau sudah berlaku baik sekarang...
Tetapi coba kamu lihat...
Betapa banyak lubang yang ada di pagar...
Pagar ini tidak akan kembali seperti semula...
Begitu pula jika kamu berselisih paham ataupun bertengkar dengan orang lain...
Hal tersebut akan selalu meninggalkan bekas seperti yang ada di pagar...

Kau bisa menusukkan pisau di punggung orang lain dan mencabutnya kembali...
Tetapi hal itu akan meninggalkan bekas luka...
Tak peduli berapa kali kau meminta maaf ataupun menyesal...
Luka tersebut akan tetap berbekas dan tidak akan pernah hilang...
Ingatlah bahwa luka melalui ucapan sama seperti luka fisik...
Bahkan dapat lebih berbahaya dari yang kamu kira...
Kawan-kawanmu adalah perhiasan yang langka...
Mereka membuatmu tertawa...
Mereka memberimu semangat...
Mereka bersedia mendengarkan jika kau perlukan...
Mereka menunjang...
Mereka membuka hatimu..."

Selasa, 25 Oktober 2011

Kisah Tukang Cukur yang Mempertanyakan Adanya Tuhan

Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut merapikan brewoknya.
Si tukang cukur mulai memotong rambut konsumennya dan mulailah terlibat pembicaraanyang mulai menghangat.
Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik pembicaraan dan sesaat topik pembicaraan beralih tentang Tuhan.

Si tukang cukur: Saya tidak percaya Tuhan itu ada
Konsumen: Kenapa kamu berkata begitu...??? Begini, coba Anda perhatikan di depan sana, apa yang terjadi di jalanan itu menunjukkan bahwa
Tuhan itu tidak ada..
Si Tukang Cukur: Katakan kepadaku, jika Tuhan itu ada, mengapa ada orang sakit??, mengapa ada anak terlantar?? Jika Tuhan ada, pastiah tidak akan ada orang sakit ataupun kesusahan.
Saya tidak dapat membayangkan bagaimana TuhanYang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi.
Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon karena dia tidak ingin memulai adu pendapat.
Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur. Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada orang di jalan dengan
rambut yang panjang, berombak kasar kotor dan brewok yang tidak dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat.

Si konsumen balik ke tempat tukang cukur dan berkata
Konsumen: Kamu tahu, sebenarnya TIDAK ADA TUKANG CUKUR.
Tukang cukur pun tidak terima.
Si Tukang Cukur:  Kamu kok bisa bilang begitu?? Saya disini dan saya tukang cukur.
Dan barusan saya mencukurmu!
Konsumen: Tidak! (elak si konsumen). Tukang cukur itu tidak ada, sebabjika ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di
luar sana.....!!
Si Tukang Cukur: Ah tidak, tapi tukang cukur tetap
ada! (sanggah si tukang cukur). Apa yang kamu lihat itu adalah salah mereka sendiri, kenapa mereka tidak datang ke saya.
Konsumen: Cocok. (kata konsumen menyetujuinya)



PESAN : 
Itulah point utamanya....
Sama dengan Tuhan, Tuhan itu juga ada, tapi apa yang terjadi jika orang-orang tidak mau datang kepada-Nya....?? dan tidak mau mencari-Nya.
Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini.
Apakah Tuhan harus memaksa untuk datang kepada-Nya baru dunia tidak ada kesusahan.....?
Semua kembali pada diri kita masing-masing

Kisah Sebuah batu


ada sebuah danau yang dikunjungi oleh banyak pengunjung, disana terdapat banyak batu-batuan dan terdapat sebuah papan bertuliskan:


"yang mengambil batu akan menyesal, yang tidak mengambil batu juga akan menyesal"


Heran dengan kalimat itu,
ada yang malah tertarik untuk mengambil beberapa butir batu-batu untuk melihat apa yang akan terjadi selanjutnya..
beberapa yang lainnya tidak terlalu menggubrisnya. jadi mereka tidak mengambil batu-batu itu disana lebih tertarik untuk menikmati segarnya air di danau itu

setelah beberapa tahun, para ahli meneliti dan memeriksa batu-batuan yang ada di danau tersebut..

apa yang terjadi?
 
ternyata batu-batuan itu adalah sejenis Safir yang dari luar tampaknya jelek tapi di dalamnya merupakan permata yang sangat indah dan mahal harganya

yang tidak membawa batu itu jadi menyesal karena tidak membawanya, tetapi yang membawanya pun akhirnya menyesal karena tidak membawa lebih banyak.


bukankah hidup manusia serupa seperti cerita di atas?

kita diberikan kehidupan yang sangat berharga. namun bukankah kita seringkali kurang menghargai masa hidup ini justru di saat kita masih bisa hidup lama?
Pesan Moral :
hidup ini begitu bernilai. jauh lebih bernilai daripada batu-batu permata.
itulah sebabnya agar kita tidak menyesal di kemudian hari, maka kita harus menjalani hidup dengan maksimal

bekerja dengan maksimal, mengasihi keluarga dengan maksimal, berkarya bagi sesama dengan maksimal, belajar dengan maksimal, dan jangan ada yang setengah-setengah

intinya, ketika kita sudah mengusahakan yang terbaik dalam hidup ini, maka kita tidak perlu lagi menyesal di kemudian hari. usahakan yang terbaik selama kesempatan itu masih ada!!


TERUSLAH BERJUANG........!!!

Kisah Si Pensil Dan Si Penghapus

Si Penghapus adalah Orang Tua kita...
Si Pensil adalah diri kita sendiri....

Pensil : "Maafkan aku Penghapus..."

Penghapus : "Maafkan aku??untuk apa Pensil?? Kamu tidak melakukan kesalahan apapun kepadaku..."

Pensil : "Aku minta maaf karena aku telah membuatmu terluka. Setiap kali aku melakukan kesalahan, kamu selalu berada disana untuk menghapusnya. Namun setiap kali kamu membuat kesalahanku lenyap, kamu kehilangan sebagian dari dirimu. Kamu akan menjadi semakin kecil dan kecil setiap saat..."

Penghapus : "Hal itu memang benar...Namun aku sama sekali tidak merasa keberatan. Kau lihat, aku memang tercipta untuk melakukan hal itu. Diriku tercipta untuk selalu membantumu setiap saat kau melakukan kesalahan. Walaupun suatu hari, aku tahu bahwa aku akan pergi dan kau akan mengganti diriku dengan yang baru.
Aku sungguh bahagia dengan peranku. Jadi tolonglah, kau tak perlu khawatir. Aku tidak suka melihat dirimu bersedih..."


Orang tua akan selalu ada untuk anak-anaknya...
Untuk memperbaiki kesalahan anak-anaknya...

Namun, terkadang, seiring berjalannya waktu...
Orang tua akan terluka dan akan menjadi semakin kecil...
(Bertambah tua dan akhirnya meninggal).
Walaupun anak-anak mereka pada akhirnya akan menemukan seseorang yang baru (Suami atau Istri),
Namun orang tua akan selalu tetap merasa bahagia atas apa yang mereka lakukan terhadap anak-anaknya dan akan selalu merasa tidak suka bila melihat buah hati tercinta mereka merasa khawatir ataupun sedih.

"Hingga saat ini...

Kita masih menjadi Si Pensil...
Hal itu sangat menyakitkan diri...
Melihat Si Penghapus atau orang tua kita semakin bertambah "Kecil" dan "Kecil" seiring berjalannya waktu.

Kelak suatu hari...
Yang tertinggal hanyalah "Serutan" si penghapus
Segala kenangan yang pernah saya lalui dan miliki bersama mereka..."

Kisah ini dedikasikan secara khusus kepada orang tua saya dan seluruh orang tua kalian...

SIGNATURE