Selasa, 25 Oktober 2011

Kisah Tukang Cukur yang Mempertanyakan Adanya Tuhan

Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut merapikan brewoknya.
Si tukang cukur mulai memotong rambut konsumennya dan mulailah terlibat pembicaraanyang mulai menghangat.
Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik pembicaraan dan sesaat topik pembicaraan beralih tentang Tuhan.

Si tukang cukur: Saya tidak percaya Tuhan itu ada
Konsumen: Kenapa kamu berkata begitu...??? Begini, coba Anda perhatikan di depan sana, apa yang terjadi di jalanan itu menunjukkan bahwa
Tuhan itu tidak ada..
Si Tukang Cukur: Katakan kepadaku, jika Tuhan itu ada, mengapa ada orang sakit??, mengapa ada anak terlantar?? Jika Tuhan ada, pastiah tidak akan ada orang sakit ataupun kesusahan.
Saya tidak dapat membayangkan bagaimana TuhanYang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi.
Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon karena dia tidak ingin memulai adu pendapat.
Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur. Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada orang di jalan dengan
rambut yang panjang, berombak kasar kotor dan brewok yang tidak dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat.

Si konsumen balik ke tempat tukang cukur dan berkata
Konsumen: Kamu tahu, sebenarnya TIDAK ADA TUKANG CUKUR.
Tukang cukur pun tidak terima.
Si Tukang Cukur:  Kamu kok bisa bilang begitu?? Saya disini dan saya tukang cukur.
Dan barusan saya mencukurmu!
Konsumen: Tidak! (elak si konsumen). Tukang cukur itu tidak ada, sebabjika ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di
luar sana.....!!
Si Tukang Cukur: Ah tidak, tapi tukang cukur tetap
ada! (sanggah si tukang cukur). Apa yang kamu lihat itu adalah salah mereka sendiri, kenapa mereka tidak datang ke saya.
Konsumen: Cocok. (kata konsumen menyetujuinya)



PESAN : 
Itulah point utamanya....
Sama dengan Tuhan, Tuhan itu juga ada, tapi apa yang terjadi jika orang-orang tidak mau datang kepada-Nya....?? dan tidak mau mencari-Nya.
Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini.
Apakah Tuhan harus memaksa untuk datang kepada-Nya baru dunia tidak ada kesusahan.....?
Semua kembali pada diri kita masing-masing

Kisah Sebuah batu


ada sebuah danau yang dikunjungi oleh banyak pengunjung, disana terdapat banyak batu-batuan dan terdapat sebuah papan bertuliskan:


"yang mengambil batu akan menyesal, yang tidak mengambil batu juga akan menyesal"


Heran dengan kalimat itu,
ada yang malah tertarik untuk mengambil beberapa butir batu-batu untuk melihat apa yang akan terjadi selanjutnya..
beberapa yang lainnya tidak terlalu menggubrisnya. jadi mereka tidak mengambil batu-batu itu disana lebih tertarik untuk menikmati segarnya air di danau itu

setelah beberapa tahun, para ahli meneliti dan memeriksa batu-batuan yang ada di danau tersebut..

apa yang terjadi?
 
ternyata batu-batuan itu adalah sejenis Safir yang dari luar tampaknya jelek tapi di dalamnya merupakan permata yang sangat indah dan mahal harganya

yang tidak membawa batu itu jadi menyesal karena tidak membawanya, tetapi yang membawanya pun akhirnya menyesal karena tidak membawa lebih banyak.


bukankah hidup manusia serupa seperti cerita di atas?

kita diberikan kehidupan yang sangat berharga. namun bukankah kita seringkali kurang menghargai masa hidup ini justru di saat kita masih bisa hidup lama?
Pesan Moral :
hidup ini begitu bernilai. jauh lebih bernilai daripada batu-batu permata.
itulah sebabnya agar kita tidak menyesal di kemudian hari, maka kita harus menjalani hidup dengan maksimal

bekerja dengan maksimal, mengasihi keluarga dengan maksimal, berkarya bagi sesama dengan maksimal, belajar dengan maksimal, dan jangan ada yang setengah-setengah

intinya, ketika kita sudah mengusahakan yang terbaik dalam hidup ini, maka kita tidak perlu lagi menyesal di kemudian hari. usahakan yang terbaik selama kesempatan itu masih ada!!


TERUSLAH BERJUANG........!!!

Kisah Si Pensil Dan Si Penghapus

Si Penghapus adalah Orang Tua kita...
Si Pensil adalah diri kita sendiri....

Pensil : "Maafkan aku Penghapus..."

Penghapus : "Maafkan aku??untuk apa Pensil?? Kamu tidak melakukan kesalahan apapun kepadaku..."

Pensil : "Aku minta maaf karena aku telah membuatmu terluka. Setiap kali aku melakukan kesalahan, kamu selalu berada disana untuk menghapusnya. Namun setiap kali kamu membuat kesalahanku lenyap, kamu kehilangan sebagian dari dirimu. Kamu akan menjadi semakin kecil dan kecil setiap saat..."

Penghapus : "Hal itu memang benar...Namun aku sama sekali tidak merasa keberatan. Kau lihat, aku memang tercipta untuk melakukan hal itu. Diriku tercipta untuk selalu membantumu setiap saat kau melakukan kesalahan. Walaupun suatu hari, aku tahu bahwa aku akan pergi dan kau akan mengganti diriku dengan yang baru.
Aku sungguh bahagia dengan peranku. Jadi tolonglah, kau tak perlu khawatir. Aku tidak suka melihat dirimu bersedih..."


Orang tua akan selalu ada untuk anak-anaknya...
Untuk memperbaiki kesalahan anak-anaknya...

Namun, terkadang, seiring berjalannya waktu...
Orang tua akan terluka dan akan menjadi semakin kecil...
(Bertambah tua dan akhirnya meninggal).
Walaupun anak-anak mereka pada akhirnya akan menemukan seseorang yang baru (Suami atau Istri),
Namun orang tua akan selalu tetap merasa bahagia atas apa yang mereka lakukan terhadap anak-anaknya dan akan selalu merasa tidak suka bila melihat buah hati tercinta mereka merasa khawatir ataupun sedih.

"Hingga saat ini...

Kita masih menjadi Si Pensil...
Hal itu sangat menyakitkan diri...
Melihat Si Penghapus atau orang tua kita semakin bertambah "Kecil" dan "Kecil" seiring berjalannya waktu.

Kelak suatu hari...
Yang tertinggal hanyalah "Serutan" si penghapus
Segala kenangan yang pernah saya lalui dan miliki bersama mereka..."

Kisah ini dedikasikan secara khusus kepada orang tua saya dan seluruh orang tua kalian...

SIGNATURE